Abstrak
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa jarak sosial memiliki peranan penting dalam menjelaskan perilaku donasi. Hal ini didasari pada ide bahwa seseorang akan lebih mau berdonasi pada orang dengan keanggotaan kelompok yang sama. Namun kenyataannya, individu memiliki tingkat kedekatan dengan kategorisasi sosial tertentu. Bisa saja, secara objektif individu memiliki latar belakang keanggotaan kelompok yang sama dengan target donasi. Namun, secara subjektif individu merasa identitas personalnya tidak terlalu dekat dengan kategorisasi sosial tersebut sehingga individu tidak terlalu merasa dekat dengan target donasi dan pada gilirannya tidak meningkatkan kecenderungan donasi. Penelitian ini berupaya memahami lebih jauh pengaruh kedekatan sosial dengan perilaku donasi dengan mempertimbangkan peran identity fusion sebagai moderator. Penelitian eksperimen dilakukan pada 110 mahasiswa dengan kriteria mahasiswa aktif S1 Universitas Indonesia dan beragama Islam (M=19,87, SD=1,10). Penelitian ini menggunakan 2 (Jarak sosial: besar vs. kecil) x 2 (identity fusion: kuat vs. lemah) between subject design. Hasil analisis menunjukkan bahwa 15,30% varians perilaku berdonasi dapat dijelaskan oleh jarak sosial, F(5,104)= 3.756, p= 0,04), meski jarak sosial tidak memiliki significant unique effect terhadap perilaku berdonasi. Namun, terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara jarak sosial dan identity fusion (b= 0,456, SE= 0,187, 95% CI [0,086, 0,826], t= 2,443, p= 0,016). Secara spesifik, jarak sosial mempengaruhi perilaku berdonasi secara signifikan ketika tingkat identity fusion rendah (b= -0,704, SE= 0,268, 95% CI [-1,235, -0,173], t= - 2,631, p= 0,010) tetapi tidak ketika tingkat identity fusion tinggi.
keyword : jurnal psikologi, jurnal psikologi sosial, skripsi psikologi, perilaku donasi; identity fusion; jarak sosial; mahasiswa
Post a Comment
Post a Comment