Abstrak
Kekurangan gizi menjadi salah satu masalah yang dialami oleh masyarakat Indonesia, khususnya defisiensi mineral mikro. Pada dasarnya hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya pola konsumsi makanan seimbang serta kemiskinan yang dialami oleh sebagian masyarakat sehingga mereka sulit memenuhi asupan gizi setiap hari dan sulit menemui seorang ahli atau dokter gizi. Hal ini dapat diatasi melalui pembuatan sebuah aplikasi berbasis web yang mampu mendeteksi defisiensi mineral mikro pada manusia secara dini, serta memberikan saran untuk mengatasi defisiensi tersebut. Aplikasi ini menggunakan sekumpulan data sebagai basis pengetahuan yang diperoleh dari studi pustaka dan diskusi dengan pakar gizi. Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk rule-based system dan diolah dengan metode forward chaining. Aplikasi ini dapat diakses dan digunakan oleh pengguna melalui internet. Pembuatan aplikasi ini dapat membantu masyarakat dalam menyadari pentingnya asupan mineral mikro dalam tubuh dan juga mendorong mereka untuk memiliki kebiasaan hidup yang sehat.
Kata kunci— gizi, mineral, aplikasi web, rule-based, forward chaining.
Pendahuluan
Zat gizi merupakan suatu substansi kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kehidupan, seperti pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan [1]. Kekurangan gizi di Indonesia, khususnya defisiensi mineral mikro menyebabkan sebagian masyarakat mengalami gangguan kesehatan. Defisiensi mineral mikro, seperti besi (Fe), seng (Zn), iodium (I), dan fluor (F) banyak terjadi di wilayah Indonesia. Penelitian [2] melaporkan bahwa sekitar 138 juta masyarakat Indonesia mengalami defisiensi iodium, serta pada penelitian [3] juga melaporkan bahwa pada tahun 2008 teridenifikasi sebanyak 316 masyarakat Indonesia mengalami gangguan kesehatan akibat defisiensi iodium. Kekurangan asupan iodium dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan otak anak yang nantinya akan mengakibatkan penurunan tingkat kecerdasannya [4]. Dalam artikel [5] dicatat bahwa 12,7% anak usia 5 -12 tahun mengalami anemia. Penyakit anemia diakibatkan defisiensi besi dalam tubuh seseorang. Selain itu, penelitian [6] melaporkan bahwa asupan mineral seng (zinc) pada masyarakat Indonesia masih memprihatinkan, serta dalam penelitian [7] dilaporkan bahwa wilayah Kalimantan Barat memiliki tingkat karies gigi yang tinggi akibat defisiensi fluor. Defisiensi mineral mikro tersebut terjadi karena sebagian masyarakat belum mengetahui penyebab penyakit defisiensi mineral yang dialami dan solusi pencegahan atau pun pengobatannya. Terlebih lagi, sebagian masyarakat tidak mampu melakukan konsultasi dan pengobatan kepada seorang dokter gizi secara langsung. Dalam artikel [8] dan [9] dipaparkan bahwa teknologi komputer dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat melalui aplikasi yang dapat melakukan diagnosa. Aplikasi tersebut umumnya berupa sistem komputer yang mampu mengetahui dan menganalisis gejala gangguan kesehatan pada pasien dan kemudian memberikan anjuran langsung terhadap pasien [10]. Aplikasi dengan kemampuan tersebut dikenal sebagai sistem berbasis pengetahuan, dimana kecerdasan yang dimiliki oleh pakar dimasukkan ke dalam komputer, sehingga sistem dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan oleh manusia (pakar) [11].
Untuk lebih lengkapnya silahkan klik link donwload dibawah ini :
Post a Comment
Post a Comment