ABSTRAK - Informasi jalur pendakian gunung telah banyak tersedia di internet. Namun, untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan, membutuhkan waktu untuk menelusuri dan membandingkan setiap informasi yang tersedia. Beragamnya konten hasil pencarian justru membingungkan para pendaki. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi pendaki dengan mengembangkan sebuah sistem pencarian informasi jalur pendakian gunung menggunakan pendekatan berbasis teknologi semantik (ontologi). Sistem dikembangkan menggunakan dua basis pengetahuan (ontologi), yaitu: ontologi Bahasa sebagai representasi pengetahuan linguistik dan ontologi Mountaineering sebagai representasi pengetahuan jalur pendakian dan gunung. Sistem dirancang untuk memproses dan memahami input berupa bahasa alami. Proses pemahaman bahasa alami didasarkan pada analisis sintaksis dan semantik dengan menggunakan aturan-aturan tata bahasa Indonesia. Proses pencarian informasi dilakukan berdasarkan hasil pemahaman dan informasi yang disajikan kepada pengguna dilengkapi dengan peta interaktif. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sistem yang dikembangkan mampu memahami input bahasa alami pencarian dan mampu mendeteksi input yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia baik secara sintaksis maupun secara semantik. Sistem juga mampu menggunakan thesaurus kata dalam melakukan proses pencarian. Berdasarkan hasil pengujian kuantitatif sistem dapat memahami input yang diambil secara acak dari responden sebesar 69%.
Kata kunci— Ontologi, NLP, Parsing, Analisis sintaksis dan semantik
PENDAHULUAN - Kekayaan alam pegunungan yang dimiliki Indonesia mendorong tumbuh berkembangnya olahraga mendaki gunung (mountain climbing). Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai daerah atau lokasi (gunung) sebelum melakukan pendakian menjadi hal yang penting agar dapat mempersiapkan jadwal, perlengkapan dan perbekalan yang dibutuhkan, karena kegiatan di alam bebas (mendaki gunung) dapat berjalan dengan lancar tergantung bagaimana pelakunya mempersiapkan diri [1]. Penyebab utama banyaknya kasus pendaki yang tersesat dan hilang di gunung dikarenakan kurangnya informasi tentang jalur dan medan pendakian. Informasi jalur dan medan pendakian merupakan informasi yang paling vital dalam suatu pendakian. Sulitnya mendapatkan literatur dalam bentuk buku mengenai informasi pendakian gunung-gunung di Indonesia, menjadikan internet sebagai media utama dalam mengumpulkan informasi pendakian. Melakukan pencarian informasi pendakian gunung yang spesifik di Internet memunculkan suatu permasalah baru dikalangan pendaki, yaitu : hasil pencarian yang banyak dan beragam sehingga membutuhkan waktu lebih banyak untuk menelusuri dan membandingkan setiap informasi, banyaknya konten informasi yang tersedia justru membingungkan pendaki.
Post a Comment
Post a Comment